Senin, 20 April 2009

Selayang Pandang Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate I. Taka Bonerate, apa dan dimana?




A. Nomenaklatur Taka Bonerate
Taka Bonerate sebuah kepulauan disisi selatan semenanjung Sulawesi dan pulau Selayar, dengan nama baku “Kepulauan Macan”. Pada zaman kerajaan Bone kawasan ini dinamakan Bone Riattang (artinya kerajaan Bone di sebelah selatan atau gundukan pasir di sebelah selatan). Pada zaman kerajaan Gowa disebut Bone Irate (artinya kerajaan Gowa di sebelah selatan ataupun gundukan pasir di sebelah selatan), atau ada pula yang mengartikan Taka Bonerate sebagai “hamparan karang di atas pasir”. Nama kepulauan macan diberi berbagai interpretasi makna yang berlainan. Interprestasi yang dinilai logis menghubungkan nama tersebut dengan bentuk kawasan beserta letak Taka di dalamnya yang menyerupai gigi macan yang tajam dan cukup rapat.menyiratkan sebuah peringatan bagi manusia, yaitu bagi siapapun yang ingin masuk ke kawasan ini harus mengenal dulu kepulauan tersebut. Bila tidak maka orang tersebut akan sulit keluar, karena diandaikan sudah berada di dalam mulut macan.
Penamaan pulau-pulau, taka-taka dan gusung yang membentuk kepulauan macan, sekarang di sebut “Kawasan Taka Bonerate” bukan sekedar nama, melainkan mengandung makna sehubungan berkaitan dengan sumber daya yang dikandungnya dan peristiwa-peristiwa sejarah, sosial ekonomi serta politik masyarakat masa lalu.

B.Letak dan Luas.
Taka Bonerate secara geografis terletak di laut Flores pada 12055’-12125’BT dan 620’-710’LS. Secara administratif berada dalam wilayah kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan.
Kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.280/Kpts/II/1992, tanggal 26 Februari 1992. Luas kawasan 530.765 ha terdiri dari 21 gugusan pulau kecil, puluhan taka dan bungin membentuk lingkaran menyerupai tapal kuda, dikenal sebagai atoll. Kawasan ini ditetapkan selain karena tingkat keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi juga karena merupakan terumbu karang atoll terbesar ketiga di dunia (Nontji,1997) seluas 220.000 ha setelah atoll Kwajifein di kepulauan Marshall dan atoll Suvadiva di Maldives.

II. Karakteristik kawasan

A.Kondisi dan Potensi non Biotic Fisik
1. Batimetri dan topografi
Batimetri perairan kawasan TNL Taka Bonerate sangat khas di daerah sebelah timur Kabupaten Selayar tidak terdapat daratan benua (continental slope), sehingga terjadi pertemuan langsung pesisir dasar laut dengan lereng benua. Hal ini menyebabkan kondisi batimetri di sekitar paparan TBR sangat terjal dimana atoll TBR dibatasi oleh paparan yang berkedalaman 200 meter dan pada tepi paparan pedalaman perairan mengalami penurunan drastis hingga kedalaman 1500-2000 meter.
Topografi daratan utama sangat unik dan menarik, dengan atoll yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas membentuk gugusan pulau yang cukup banyak. Selat-selat yang sempit, dalam dan terjal mengantarai pulau-pulau dan gosong karang.
Pada bagian permukaan rataan terumbu karang banyak terdapat gobah yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang.pada saat air surut terendah akan tampak seperti daratan kering yang diselingi oleh genangan air membentuk kolam-kolam kecil (tide pool). Kedalaman perairan sangat bervariasi mulai dari 2-3 meter (pada rataan terumbu) sampai pada kedalaman 200 meter di dalam kawasan.
Pulau-pulau yang ada di wilayah Taka Bonerate berada pada ketinggian sekitar 2 - 4 meter dari permukaan laut. Sebagian besar memanjang dari utara ke selatan dengan panjang antara 200-2000 meter, dengan lebar antara 50-1000 meter. Bentuk wilayah datar dengan tekstur tanah pasir berlempung dan tanpa topografi yang berarti (RPTN, 1997).

2.Geologi.
Taka Bonerate terletak di antara lengan selatan Sulawesi dan pulau Flores, bersama dengan gugusan pulau bonerate menempati area yang memiliki sifat geologi yang masih memiliki kemiripan dengan mandala Sulawesi Selatan namun berbeda dengan mandala vulkanik aktif Flores. Sesar berarah utara barat laut-tenggara melintas di sisi barat daya Taka Bonerate di perkirakan sebagai kelanjutan sesar penting di Sulawesi Selatan berarah utara-selatan yang teramati melintas ujung tenggara Sulawesi Selatan (Bira) melintas di timur Selayar.
Benteng alam sebagai pseudo atoll dan letak paparan dan landas kontinendi atas paparan benua berada menjadikan Taka Bonerate sebagai tonggak (deep stick) di laut Flores pseudo atoll dan letak paparan serta landas kontinen diatas paparan benua berada menjadikan Taka Bonerate sebagai tonggak di laut Flores.

3.Klimatik
Kondisi klimatik kawasan Taka Bonerate pada umumnya beriklim basah tropic khatulistiwa dengan empat bulan basah dan lima bulan kering.serta dipengaruhi musim angin barat, musim angin timur dan masa peralihan atau pancaroba. Tingkat kelembaban rata-rata bulanan sebesar 88% dengan suhu rata-rata 36% c. Kawasan ini dipengaruhi oleh musim angin barat, angin timur dan panca roba. Musim angin barat terjadi sekitar bulan Januari - Maret, biasanya diikuti dengan angin kencang sehingga dapat menimbulkan gelombang laut yang besar. Musim angin timur terjadi pada bulan Juli - September biasanya diikuti musim kemarau dan kurangnya kecepatan angin menimbulkan gelombang angin yang agak tenang. Musim pancaroba (peralihan) terjadi antara bulan April-Juni dan bulan Oktober-Desember. Keadaan laut pada musim ini tidak bisa di duga sewaktu-waktu gelombang laut tenang dan kadang-kadang menjadi besar.(R PTN, 1997)

4. Hidrologi
Pada seluruh kawasan TN Taka Bonerate tidak terdapat sungai dan danau, dengan kata lain tidak terdapat air tawar permukaan. Air tanah permukaan yang di pergunakan oleh masyarakat memiliki kualitas yang tidak layak untuk di konsumsi tanpa perlakuan khusus terlebih dahulu. Sumber-sumber air tawar penduduk adalah dari air hujan dan air yang di datangkan dari luar kawasan.

5.Oseanografi
5.1Oseanografi fisika
a. Pasang surut
Jenis pasang surut kawasan TBR adalah campuran condong Dominan Ganda (Mixed-Tide Prevailing Semidiurnal) atau dalam sehari semalam terjadi dua kali air pasang, dengan nilai rata-rata muka air (MSL) berada dalam interval 200 cm-250 cm. (YKL-indonesia, 2001).

b. Arus
Pola arus global di kawasan TBR umumnya sangat di pengaruhi oleh kondisi musim. Saat musim barat, arus dipermukaan di kawasan mengalir kearah timur dengan kecepatan 33-35cm/det. Pada awal musim timur (April) arus permukaan mengalir kearah barat dengan kecepatan lemah,138cm/det (RPTN, 1997). Saat musim timur ini arus permukaan semakin meningkat dan kecepatan maksimum pada bulan Juni, sekitar 75cm/det yang mengalir kearah barat.akhir musim timur (Oktober) kecepatan arus menurun mengalir kearah barat dengan kecepatan 25-38cm/det (RPTN, 1997)

c. Ombak
Kawasan TBR yang terletak di laut Flores yang secara geografis berhadapan langsung dengan laut Jawa di sebelah barat dan laut Banda di sebelah timur, menyebabkan kawasan ini diterjang ombak yang dibangkitkan oleh angin. Akibat hembusan angin musiman maka kawasan TBR menerima hempasan ombak yang berubah-ubah sesuai dengan arah hembusan angin/musim
Pada musim timur angin berkecepatan rendah sehingga tinggi ombak tidak lebih dari 1 meer, sebaliknya pada musim barat angin berkecepatan tinggi dan dengan jarak tanpa rintangan besar, menyebabkan ombak yang tinggi dan dapat mencapai 2 meter.

d. Suhu dan Salintas
Suhu permukaan perairan di kawasan TBR juga sangat dipengaruhi oleh musim. Suhu permukaan laut kawasan TBR berkisar antara 26,7-29 c. Suhu permukaan pada bulan Mei mulai menurun hingga Agustus yang mencapai minimum 26,7 c. Suhu permukaan mulai naik pada bulan September dan mencapai maksimum 29 c pada bulan Desember. Pada waktu puncak musim barat (Januari) temperature turun lagi sampai bulan Februari, kemudian naik lagi pada bulan Maret hingga Mei. Selintas adalah presentase bagian padat di dalam air laut. Kisaran sanilitas air laut dikawasan TN TBR adalah antara 31,9-34,4 ppt dengan rata-rata variasi salinitas tahunan pada musim timur bertambah satu, 5 ppt dan 3 ppt pada musim barat. Variasi tersebut terjadi karena arus musiman.pada awal musim barat massa air dengan salinitas rendah, mengalir dari laut Jawa kelaut Flores yang mereduksi salinitas, tetapi hanya 0,53 ppt. Pada musim timur massa air dari laut Banda dengan salinitas tinggi mengalir ke laut Flores menyebabkan salinitas dikawasan TBR meningkat.
Salinitas minimum terjadi pada bulan Maret sedangkan pada bulan April salinitas naik dan mencapai pada bulan Oktober.


5.2.Oseanografi Kimia
a. Kadar Disksolved Oksigen (DO)
Oksigen terlarut (DO) merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup bagi organisme suatu perairan.oksigen terlarut dimanfaatkan oleh organism perairan melalui respirasi untuk pertumbuhan, reproduksi dan kesuburan. Menurutnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi efisiensi pengambilan oksigen oleh biota laut, sehingga dapat menurunkan kamampuan untuk hidup normal dalam lingkungan hidupnya.
Kadar oksigen terlarut berada pada kisaran nilai antara 1,44-2,76 ppm. Kadar oksigen terlarut ini menunjukkan parairan Taka Bonerate memiliki suplai oksigen yang cukup untuk proses respirasi baik untuk karang maupun hewan lain.

b. Kadar Biochemical oxygen demand (BOD)
Biochemical Oxigen Demand (BOD) merupakan ukuran bahan yang dapat dioksodasi melalui proses biokimia, atau merupakan gabungan beberapa efek pemakaian oksigen kedalam suatu variable. BOD sebagai limbah adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menstabilkan bahan organic.
Kadar BOD pada kawasan TBR berada pada kisaran nilai antara 0,16-1,48 ppm. Nilai ini menunjukkan perairan Taka Bonerate mempunyai kemampuan merubah bahan organic cukup tinggi, sehingga tidak terjadi akumulasi bahan organic di perairan.

c. Kadar COD (Chemical Oxygen Demand)
Kandungan COD berkisar 28-88 ppm. Bahan organic yang masuk ke lingkungan laut umumnya berasal dari limbah pemukiman, dan kadar COD pada kawasan TBR masih dalam batas toleransi.

d. Kadar TSS (Total Suspended Sedimen)
Kawasan TBR memiliki TSS sekitar antara 0,54-2,45 ppm, rendahnya nilai TSS perairan akibat tidak adanya sumber padatan yang masuk ke perairan dari daratan.

e. Kadar Kabonat
Karbonat merupakan bentuk senyawa karbon yang terkait dalam perairan air laut dan berfungsi sebagai penyanggah perairan laut agar tetap basah sehingga proses kalsifikasi dalam pertumbuhan terumbu karang tetap berlangsung. Kadar karbonat pada kawasan TN TBR berkisar antara 288-576 ppm. Tingginya kadar karbonat pada perairan Taka Bonerate berkaitan dengan kemampuan perairan mengoksidasi senyawa organic dimana peristiwa ini menghasilkan senyawa karbon terikat.

f. Kadar Nitrat
Nitrat merupakan hasil akhir oksidasi nitrogen dalam air laut. Pada kadar oksigen tinggi.bentuk nitrat akan lebih banyak ditemukan sebagai senyawa mikro nutrient nitrat yang mengontrol produktivitas lapisan permukaan.
Kadar nitrat pada kawasan TN TBR berkisar antara 0,0768-1,2865 ppm. Nilai ini menunjukkan kadar nitrat yang merupakan hasil akhir oksi dari nitrogen pada air laut dalam perairan masih dalam batas alami. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya sumber-sumber nitrat dari daratan seperti limbah pemukiman dan pertanian yang mencemari kawasan Taka Bonerate.

g. Kadar Fosfat
Kadar fosfat pada kawasan TN TBR berada pada kisaran 0,08023-0,33450 ppm. Kadar fosfat umumnya bersumber dari penguraian bahan organic dan limbah pemukiman.kadar fosfat perairan Taka Bonerate tinggi dan berada pada tingkat kesuburan yang baik. Tingginya kandungan ini dapat bersumber limbah deterjen dari pemukiman, namun masih dapat di telorir.

h. Derajat kesamaan (PH)
Secara umum kawasan Taka Bonerate merupakan kawasan yang pertumbuhan karangnya cukup baik karena di tunjang dengan kondisi kimiyawih dari perairan, dimana pada meter kesuburan perairan seperti PH berada pada kisaran yang cukup tinggi yaitu antara 8,4-8,7. Kondisi perairan yang cukup yang cenderung basa ini dipengaruhi oleh kandungan karbonat yang cukup tinggi. Perairan Taka Bonerate yang bersifat basa menunjang pertumbuhan karang untuk terjadinya proses kalsifikasi.

B. Kondisi dan Potensi Biotik

1. Terumbu Karang
Kawasan Taka Bonerate terdiri atas 3 (tiga) kategori terumbu karang, yaitu:terumbu karang penghalang (barrier reef), terumbu karang tepi (fringing reef) dan terumbu karang cincin (atoll). Keanekaragaman jenis biota penyusun ketiga ketegori terumbu karang tersebut cukup tinggi, juga keberadaan beberapa lokasi profil terumbu karang yang sangat terjal.
Fungsi terumbu karang untuk organisme laut adalah menyediakan habitat yang stabil sebagai tempat hidup.Untuk manusia, fungsi utama terumbu karang adalah sebagai sumber makan yang penting, juga sebagai sumber obat-obatan dan sumber pendapatan. Terumbu karang juga memiliki fungsi penting sebagai pelindung garis pantai, dengan fungsi pemecah dan penghalang ombak-ombak besar yang bisa mengikis pantai. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat wisata karena memiliki pemandangan yang indah.

2.Padang Lamun
Di perairan Taka Bonerate terdapat 10 (sepuluh) species lamun yang terbesar di seluruh kawasan.cymdocea serrulata, thallsia bemprichii dan enhalus acoroides. Jenis lain yang dijumpai namun dalam skala yang kecil adalah halophyaminor, syringodium, halodhule spp.

3.Ikan.
Ikan yang terdapat di TN TBR terdiri dari dua jenis utama, yaitu ikan karang dan ikan pelagis. Kawasan TN TBR yang memiliki variasi habitat mulai dari daerah berpasir, berbagai lekuk dan celah, daerah algae dan lamun hingga laut dalam menyebabkan keanekaragaman ikan pada kawasan ini sangat tinggi. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh tim zonasi PSTK UNHAS (2001), mendapatkan 36 famili, 115 genus dan 362 species ikan karang. Seluruh jumlah dan species ini kemudian dibagi ke dalam 3 kelompok besar: Ikan Major sebanyak 19 famili (61 genus:176 species), ikan indikator sebanyak 5 famili (16 genus:61 species) dan ikan target sebanyak 15 famili (42 genus:125 species).

4.Ganggang Laut
Ganggang laut atau macro algae adalah tumbuhan purba yang tidak memiliki akar, daun dan batang sejati.alga sering di kelompokkan dalam tiga kelompok utama, yaitu: alga merah, alga hijau dan alga cokelat.
Hasil penelitian Tim Zonasi UNHAS (2001), menemukan 83 species dan 37 genera makroalgae yang terdiri dari 44 species alga hijau, 13 species alga cokelat dan 26 species alga merah.
Algae dominan yaitu; Dictyosphaeria cavernosa, Udotea occidentalis, Neomeris annulata, Halimeda cylinracea, H.Opuntia, H. Macroloba, H.Micronesica, Laurencia obtuse dan Lithothamnion prolifer. Namun dari 9 species yang ditemukan melimpah, yaitu: halimeda cylindracea dan Neomeris annulata.

5.Moluska
Kelompok moluska yang dominan terdapat di TN TBR.terdiri dari dua kelas, yakni gastropoda (keong-keongan) dan pelecypoda (karang-karangan). Jenis kima yang terdapat di TBR adalah lima jenis dari warga tridacna dan dua jenis dari marga Hippopus. Ketujuh species tersebut adalah: Tridacna gigas, T. Squamosa, T. Derasa, T. Crocea, T. Maxima, Hippopus dan Hippopus porcelanus. Juga terdapat klas chep alopoda seperti Nautylus sp, cumi-cumi dan gurita.

6.Biota laut lainnya
Kawasan TN TBR juga merupakan habitat bagi berbagai binatang laut lainnya, seperti: penyu, echinidermata, mamalia laut, ikan hiu, pari dan ikan-ikan pelagis lainnya.
Untuk jenis reptilian ditemukan jenis penyu (6 jenis), dan ular laut (3 jenis). Jenis penyu yang ditemukan yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, penyu tempayan, penyu lekang dan penyu pipih.
Untuk jenis echinodermata ditemukan beberapa jenis antara lain binatang laut, lili laut, bulu babi, serta teripang. Jenis mamalia laut yang ditemukan adalah ikan paus, lumba-lumba dan ikan duyung (dugong-dugong). Jenis ikan-ikan pelagis yang terdapat di TBR adalah ikan hiu, ikan pari, cakalang, tenggiri dan tuna.

7.Flora dan Fauna Darat
Penyebaran geografis species tumbuhan yang ada pada pulau-pulau di dalam kawasan TN Taka Bonerate dapat dibedakan menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama adalah, species-species yang ditemukan pada seluruh pulau, species-species tersebut antara lain: Euporbia pseudochamaesyce, Ip omoea pescapreae, family Asteraceae, scaevolla taccada dan beberapa species rumput.
Kelompok kedua adalah species-species yang di temukan pada pulau-pulau yang berada pada bagian timur dan selatan kawasan. Species-species tersebut antara lain pemphis acidula, family lytraceae, tourneforti argentea dan ipoma tube.
Kelompok ketiga adalah species-species yang pola penyebarannya tidak beraturan . Beberapa species tanaman budidaya yang banyak di kembangkan oleh penduduk dan tumbuh dengan baik di semua pulau yang berpenghuni adalah pepaya, ubi jalar dan jagung. Sebagai tanaman pagar di ladang, seperti: kelor, turi dan kayu Jawa lantoro, pohon asam, labu manis dan sorgum.
Untuk jenis fauna diklasifikasikan atas fauna burung dan hewan peliharaan. Jumlah jenis burung di seluruh kawasan di temukan 33 species burung, terdiri dari 11 species burung darat, 13 species burung pantai dan 9 species burung laut. (Ahmadi S.Hut dkk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar